Itik alabio merupakan salah satu plasma nutfah rumpun unggas lokal yang memiliki sebaran geografis asli kalimantan selatan. Selama ini, itik Alabio lebih dikenal dalam pernanya sebagai penyumbang produk telur terbesar di Kalimantan Selatan, Karena produksitelurnya yang cukup tinggi. Meski demikian, perkembangan ternak itik Alabio tidak dipungkiri memang tidak menunjukkan adanya kontribusi yang signifikan terhadap tingkat perokonomian peternak dan daerah. Selain telur, produk itik Alabio lainnya yaitu dging hanya dimanfaatkan dan dikembangkan sebatas untuk kebutuhan kuliner lokal dan produk olahan berskala UMKM. Seirin dengan masuknya jenis itik pedaging dari luardaerah membuat keberadaan itik Alabio pedaging semakin sulit ditemui. Peternak lokal lebih memilih itik Alabio petelur untuk dibudidayakan, karena permintaan pasar untuk telur selalu tinggi. Padahal kualitas daging itik Alabio tidak kalah dengan iti pedaging lainnya. Di sisi lain, semakin berkembangnya bisnis kuliner di daerah perkotaan membuka peluan terhadap pengembangan pemasaran itik Alabio agar dapat meningkatkan pereknomian dan menjadi unsu penunjang pariwisata.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi dan kendala apa saja yang ada dalam rantai pasok (supply chain) produk olahan itik Alabio di Kalimantan Selatan, Untuk kemudian ditentukan langkah-langkah strategis pengembangan produk olahan itik Alabio berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada. Penelitian dilakukan di 5 (lima) kabupaten/kota Kalimantan Selatan yang mewakili daerah penghasil itik Alabio dan daerah pemasarannya, Penelitian ini bersidat deskriptif kualitatif. Data penelitian diambil melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan responden yang dipilih denga cara purposice sampling, dan studi literatur. Data danalisis meggunakan analisis rantai pasok (supply chain analysis), analisis bauran pemasaran(marketing mix analsis), dan analisi penetapan nilai(STP analysis).

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa, dengan target pasar adalah masyarakat daerah perkotaan yang memiliki kemampuan ekonomi menengah ke atas. Pasar potensial dalam  skala kecil adalah warung tenda dan rumah makan lokal (hot meat), sedangkan skala besarnya adalah industri perhotelan dan pasar modern (cold meat). Lokasi pasar potensial adalah daerah perkotaan dengan pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi (Banjarmasin, Banjarbaru, dan Martapura). Strategi promosi disusun berdasarkan daur hidup produk, yang mana produk itik Alabio berada di fase kedewasaan stabil (stable maturity). Maka cara promosi yang tepat untuk fase ini adalah modifikasi prodk (menambah fitur baru pada produk), modifikasi pasar (mengemas produk dengan cara baru), dan modifikasi pemasaran (menambah jalir distribusi)